Pengembara Muslim | writer - traveler - coffee drinker

catatan perjalanan dari seseorang yang telah menyerahkan hidupnya untuk Islam

  • Home
  • Buku Saya
  • Works
  • Features
  • Tentang Saya
vietnam

Melayu Champa; Tak Ada Bom, Tak ada Pembunuhan

Pay Jarot Sujarwo Tuesday, 29 January 2019 No Comments
Pay Jarot Sujarwo
Catatan Kembara
Vietnam


Malam sebelum keberangkatan, saya berdiskusi sepanjang malam dengan seorang teman. Seorang komunis asli Ho Chi Minh. Diskusinya tentu saja menyoal ideologi.

Mengaku tak bertuhan. Tapi protes dengan aturan negara yang tak bertuhan. Maksudnya, sebagai seorang komunis, kawan saya ini tidak menyetujui penerapan komunisme dalam tatanan negara. Belakangan dia bersyukur, sebab Vietnam mulai membuka diri, mulai menerapkan sistem Ekonomi yang ditiru dari Amerika, katanya. Atau sebut saja kapitalisme.

Tapi di sistem kapitalisme, Tuhan itu ada walapun tidak ikut campur dalam berbagai urusan kehidupan?

Beberapa kali, dia mengaku heran dengan orang-orang yang mengaku bertuhan. Apalagi jika sampai urusan ketuhanan diajarkan oleh negara via instansi pendidikan. Itu doktrin. Manusia hanya akan terkungkung dengan doktrin. Katanya berapi-api.

Sesekali kuceritakan tentang Islam yang kupahami. Bahwa dalam agama Islam, kita tidak diajarkan untuk membunuh orang lain tanpa sebab. Kusampaikan ini karena dia menuduh sebelumnya. Katanya, Islam itu pembunuh.

Darimana kau tau itu? tanyaku.

Dari media tentu saja, katanya.

Lalu kenapa kau tidak kubunuh? Padahal aku beragama Islam. Lalu kenapa kau persilakan aku tidur di tempatmu, padahal aku beragama Islam. Apa kau tidak takut kubunuh?

Dia tertawa. Diam sebentar, lalu mempersilakan aku melanjutkan cerita.

Ternyata Islam yang dia dengar dariku adalah Islam yang pertama kali ia dengar seumur hidupnya. Dan hampir semua orang Vietnam tak pernah mendengar Islam seperti yang ia dengar malam itu. Islam yang ia ketahui adalah Islam yang disampaikan media.

kukatakan, bahwa di Vietnam ini ada orang beragama Islam.

Really? dia tidak percaya.

Betul ada. kataku. Mereka menyebut dirinya Melayu Champa. Tapi adalah warga negara Vietnam. Mereka punya kampung sendiri. Mereka punya tempat ibadah.

Seperti kuil? seperti orang-orang Cina tu beribadah? tanyanya

Orang-orang Cina di Vietnam sebagian beragama Budha. Jumlahnya tak banyak.

Kujelaskan, tempat ibadah orang Islam bernama Masjid.

Deal, temanku ini, oh ya, namanya Tuan Nguyen, setuju untuk mengantarkanku menuju perkampungan Islam yang kuceritakan kepadanya. Kuketahui perkampungan itu dari google.

Namanya Chau Doc di Provinsi An Giang. Sekitar 6-7 jam perjalanan dengan sepeda motor dengan kecepatan maksimal 50km/jam. kecepatan maksimal yang diharuskan oleh pemerintah komunis Vietnam. Ya, tak ada pembalap di Vietnam :)

Tak sendirian. Nguyen mengajak teman-temannya. Subuh, kami berangkat. Menuju tempat yang asing bagi orang-orang Ho Chi Minh. Masih di dalam negeri, Vietnam. Benar, perkampungan Islam itu ada. Nguyen terkejut saat menemukan mereka begitu ramah. Orang-orang tua yang tersenyum menyambut tamu tak dikenal. Salah satu di antara mereka berbahasa melayu, menyambutku dengan ramah.

Tak ada bom. Tak ada pembunuhan. Nguyen dan teman-temannya pergi, setelah sebelumnya menyalamiku dengan begitu erat.
Pay Jarot Sujarwo

You May Also Like

vietnam
Posted by Pay Jarot Sujarwo at 21:54:00
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: backpacker, catatan kembara, champa, islam, komunis, melayu, vietnam

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Blogroll

Author

Like Us

Labels

backpacker belanda catatan kembara catatan perjalanan champa delft islam komunis madrid traveling catatan pernajalan melayu traveling vietnam yukngaji

Popular Posts

  • SMS DARI BUMBUNAN SITORUS
    “Buku dan motivator. Mau tau siapa teman paling setia, tidak cerewet, gampang ditemui, sekaligus guru nan bijak dan sabar? Dialah BUKU! 1...
  • Backpacker Anti Mainstream | Pol Pot Sudah Mati
    Matanya liar. Mengincar para pejalan kaki. Sesekali ia memanjangkan leher. Menoleh ke belakang. Berpaling ke kiri juga ke kanan. Ia menem...
  • Melayu Champa; Tak Ada Bom, Tak ada Pembunuhan
    Pay Jarot Sujarwo Catatan Kembara Vietnam Malam sebelum keberangkatan, saya berdiskusi sepanjang malam dengan seorang teman. Seorang k...
  • Pol Pot is Dead
    His eyes stared wildly, lurking for the walkers. Sometimes he craned his neck, twisted it back, left, right. He saw a man standing in a c...
  • Kisah Barista
    Puisi Pay Jarot Sujarwo kisah apa lagi yang hendak kau ceritakan kali ini, barista. tentang hemingway yang tak pernah berpindah meja d...
  • Perjumpaan
    Hal yang menggembirakan dalam perjalanan adalah perjumpaan. Kau baca saja kisah heroik Agustinus Wibowo menelusuri negeri-negeri berakhi...
  • PAMAN DUDI
    “Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam. Orang sisa-sisa menangis. Air matanya api.” Dari sebuah kamar kecil, lebih kecil dibanding...
  • Islamic Trip, Malaysia, Vietnam, Kamboja, 6 Hari 5 Malam, 6,5 Juta Saja
    Bismillahirrahmanirrahiim Islamic Trips South East Asia (Asia Tenggara) Kuala Lumpur | Ho Chi Minh | Phnom Penh | Kampong Champ | Kuchi...
  • Taqorrub ilallah
    Seandainya kita hidup di masa kejayaan Islam, tentu tidak perlu bersusah payah menghitung kurs mata uang yang harus ditukarkan jika in...
  • PERTEMUAN SINGKAT DENGAN BUDI P. HATEES
    Sungai kapuas punye cerite Bile kite minom aeknye Biarpon pegi jaoh kemane Sunggoh susah nak melupekannye (Salah satu bait Lagu ...

THE BLOG THEME

jarotsujarwo@yahoo.com

jarotsujarwo@gmail.com


Tel. 081256918507 (whatsApp)

Pin BlackBerry: 25B5DAFD

Twitter: @jarotsujarwo

Flickr

Popular Posts

  • Islamic Trip, Malaysia, Vietnam, Kamboja, 6 Hari 5 Malam, 6,5 Juta Saja
  • PERTEMUAN SINGKAT DENGAN BUDI P. HATEES
  • SMS DARI BUMBUNAN SITORUS
  • PAMAN DUDI
  • Taqorrub ilallah
Created by - Way2themes - | Distributed By Gooyaabi Templates
  • HOME
  • CONTACT